Posts

Menembus Batas - 6

Image
Sodokan Dibyo dari belakang makin lama makin cepat serta keras, berkali kali penis Reno terpental dari mulutku waktu kakaknya menghentak badanku. Cukup kerepotan saya hadapi sodokan liar dari belakang sekalian mengulum penis gede yang ada digenggamanku, malah saya semakin banyak mainkan lidahku telusuri sekujur wilayah kejantanannya. bermain pintar memastikan kemenangan "Bang giliran dong" pinta adiknya, walau mereka chinese, tetapi Reno seringkali menyebut kakaknya cuma nama atau Abang, kemungkinan sebab mereka Chinese Medan. "Sesaat lagi" balas kakaknya. Sesaat berlalu, Dibyo masih belumlah ada sinyal memberikan gantian pada adiknya, tidak ingin menanti semakin lama lagi, Reno berubah ke bawah serta berlutut selain kakaknya, menanti gantian serta rupanya sang kakak mengalah, ditariknya penisnya serta ia berubah sedikit memberikan ruangan adiknya untuk menyetubuhiku dari belakang. Dibyo masih ada selain adiknya yang tengah mengocokku sekalian mengelu elus punggungk

Menembus Batas - 5

Image
Saya pejamkan mata sekalian buka kakiku lebar lebar menanti apakah yang akan berlangsung, entahlah sakit entahlah nikmat. Rasa pedih mulai berasa saat penis itu perlahan-lahan mulai melesak masuk walau sebenarnya vaginaku telah basah, serta makin ngilu tidak saat tertancap semua. Saya tidak berani gerakkan kakiku, penis itu berasa demikian mengganjal pergerakanku di selangkangan. Perlahan-lahan Reno mengawali pergerakan memompa tetapi kuberi isyarat untuk hentikan dahulu. bermain pintar memastikan kemenangan "Sesaat, penuh nih" bisikku bersatu desah. Tetapi ia cuma berdasar sebagian detik, setelah itu ia mulai pergerakannya tanpa ada memerhatikan isyaratku. Pergerakan memompa yang perlahan-lahan makin lama makin berasa nikmat, rasa ngilu berangsur jadi nikmat serta makin nikmat saat ia mulai percepat pergerakannya, saya benar-benar mengharap ia dapat seperkasa kakaknya. Demikian rasa ngilu hilang, jeritan kesakitankupun menjadi jeritan kesenangan, badan atletis Reno melekat e

Menembus Batas - 4

Image
Jarum jam memperlihatkan hampir ke angka 11, lumayan lama kami tertidur barusan. bermain pintar memastikan kemenangan Perlahan-lahan kutinggalkan Josua serta Lenny, saya mandi untuk siap-siap menjumpai tamuku selanjutnya di Hotel Westin (saat ini JW Marriot) di Embong Malang. Josua serta Lenny baru bangun saat saya telah rapi kenakan pakaian serta ber-make up. "Sorry, saya ada janji siang hari ini, saya tinggal dahulu ya" sapaku. "Kamu masih sexy walau telah kenakan pakaian, serta makin membuat ingin tahu yang menyaksikannya" jawab Josua sekalian mendekatiku, dipeluknya badanku dari belakang serta diremasnya buah dadaku. "Wah banyak pesanan nih" celetuk Lenny. "Selamat kerja sayang" bisik Josua tanpa ada melepas tangannya dari dadaku. "telah ah, nanti kusut bajuku ini, saya tidak bawa serta tukar nih" jawabku sekalian menggelinjang sebab bibirnya telah melekat di telingaku, akupun menghindar menjauh. Sesudah terima pembayaan dari Josua,

Menembus Batas - 3

Image
Saya telah tidak memerhatikan semakin jauh kembali sebab sodokan Josua makin liar serta nikmat, tetapi selanjutnya kudengar desah serta jerit kesenangan dari Lenny menemani desahanku. Dengan irama goyangan yang lain, ke-2 lelaki itu mengocok kami berdua, simfony desah kesenangan penuhi kamar yang penuh aroma birahi. Kutatap muka ganteng Josua yang penuh expresi nikmat birahi. Berkali-kali tatapan mataku beradu pandang dengan Dibyo, ternyata walau sedang mengocok Lenny yang cantik, tetapi tatapan matanya seringkali tertuju pada mukaku yang tengah mendesah nikmat merasai kocokan temannya, ditambah lagi Josua mengocokku dengan pergerakan yang liar serta tidak teratur diselingi dengan hentakan keras yang membuatku menjerit jerit nikmat. bermain pintar memastikan kemenangan Josua membalik badanku diikuti kocokan dari belakang, tempat dogie, Dibyo mengikutinya. Begitupun saat kami bertukar lagi tempat, saya di atas, diapun minta Lenny untuk di atas. Kami bercinta seakan berlomba-lomba ketaha

Menembus Batas - 2

Image
Berdua kami mengayuh biduk birahi seberangi lautan nafsu, lenguh serta desah kesenangan menemani perjalanan kami. Beberapa waktu selanjutnya kamipun sudah tiba ke seberang kesenangan, cuma berlalu beberapa menit sesudah Dibyo menumpahkan semua cairan birahinya ke rahimku, saya mengejarnya meraih pucuk kesenangan dari suami sobatku. bermain pintar memastikan kemenangan Badan lemasnya langsung terkulai menindihku, napas kami bersatu menemani denyut jantung yang berdetak kencang, hembusan napasnya menimpa telingaku, saya kembali lagi terlena akan kehangatannya walau perlahan-lahan hasrat kami mulai turun. Sesaat situasi hening, entahlah apakah yang berkecamuk dalam pemikirannya, apa menyesal sudah meniduri temannya atau mungkin senang sudah nikmati badanku, cuma ia yang mengetahui. Buatku pekerjaan layani seorang tamu sudah kulaksanakan, kebetulan ia ialah rekan serta suami sobatku, itu ialah di luar kehendak kami masing masing. Kemungkinan sebab keduanya sama enggan, permainan kami biasa